Kamis, 30 Oktober 2014

Kunjungan ke Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman

0



Reflective Essay
1.      Description
Pada hari Jumat tanggal 24 Oktober 2014, mahasiswa keperawatan angkatan 2014 dipagi hari pukul 07.00 sudah berkumpul di depan kampus untuk melakukan kunjungan ke Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman. Sebelum berangkat, kami melakukan pengabsenan terlebih dahulu oleh kelompok yang bertugas bagian absen, lalu kami berangkat sekitar pukul 08.00 bersama-sama menggunakan banyak sepeda motor dengan berboncengan dan satu angkot yang telah kami charter untuk pergi ke museum. Sesampai disana, kami dibagi snack oleh kelompok yang bertugas mengurus bagian konsumsi. Lalu, kami dibagi menjadi dua kelompok besar untuk bergantian masuk ke museum dan sisanya menunggu dengan bebas aktifitas asalkan tidak jauh dari sekitar museum. Dan saya kebagian yang duluan masuk. Di museum itu ada guide yang menceritakan tentang perjuangan Jenderal Soedirman membela bangsa Indonesia. Jenderal soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Dukuh Rembang desa Bantarbarang, kecamatan Rembang Purbalingga, Jawa Tengah. Beliau lahir dari keluarga yang sangat sederhana, ibu dan bapaknya hanya seorang petani dengan gaji yang tidak lebih dari cukup. Tetapi, karena beliau punya saudara yang bisa dibilang punya pangkat sebagai camat di Cilacap, akhirnya beliau diasuh oleh saudaranya itu dan disekolahkan sampai ke pendidikan militer. Tetapi setelah lulus dari pendidikan militernya, beliau tidak langsung diangkat menjadi panglima besar, melainkan menjadi seorang guru di Cilacap. Tidak lama menjadi guru, pada tahun 1944-1945 untuk yang pertama kalinya beliau langsung diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Tahun 1946 Jenderal Soedirman resmi diangkat menjadi Panglima Besar dengan pangkat Jenderal. Jenderal Soedirman adalah seorang jenderal yang mampu memimpin perang dengan sangat baik, karena beliau mempunyai tekad yang kuat untuk memebela bangsa Indonesia, bahkan dalam keadaan sakit sampai digotong dalam tandu pun beliau tidak pernah pantang menyerah untuk memimpin perang gerilya yang pada waktu itu cukup lama dan tidak selesai-selesai. Dan Jenderal Soedirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang. Di museum itu terdapat foto-foto sejarah Jenderal Soedirman dari mulai tempat beliau sekolah sampai perang yang dipimpin oleh beliau. Diatas museum itu juga terdapat patung Jenderal Soedirman dan Kudanya.
2.      Feeling
Perasaan saya saat melihat foto-foto sejarah seorang Jenderal Soedirman dan mendengar cerita dari Guide di Museum itu sangat terharu dan bangga dengan perjuangan yang sangat luarbiasa pantang menyerahnya.
3.      Evaluation
Pemuda Indonesia sekarang, terutama saya belum ada apa-apanya dibanding dengan perjuangan Jenderal Soedirman. Padahal Indonesia sudah merdeka, tidak harus perang seperti zaman dulu, tetapi perjuangan pemuda Indonesia sekarang yaitu belajar dengan baik tanpa pantang menyerah seperti contoh seorang Jenderal Soedirman.

4.      Analysis
Saya sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, masih kurang mengahrgai perjuangan Jenderal Soedirman, karena pengabdian sederhana saja belum bisa sepenuhnya saya terapkan. Misalnya dalam belajar, saya masih terkadang banyak malasnya. Belajar giat hanya karena akan ada evaluasi.

5.      Conclusion
Setelah melakukan kunjungan ke Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman dan mengetahui bagaimana cerita perjuangan perangnya, saya harus lebih giat belajar dengan mencontoh sifat pantang menyerah yang melekat pada Jenderal Soedirman. Keadaan sakit saja beliau tetap semangat memimpin perangnya, bagaimana dengan saya yang diberi sehat jasamani dan rohani harus lebih semangat lagi.

6.      Action Plan
Rencana yang akan saya lakukan kedeapannya yaitu akan lebih jujur, peduli dan pantang menyerah dalam mengahadapi segala macam cobaan yang terjadi pada saya. Karena, sebernarnya sesuatu yang dilakukan oleh saya yang baik atau buruk pun tidak lain untuk kebaikan saya juga.