Reflective Essay
1.
Description
Pada hari Jumat tanggal
24 Oktober 2014, mahasiswa keperawatan angkatan 2014 dipagi hari pukul 07.00
sudah berkumpul di depan kampus untuk melakukan kunjungan ke Museum Panglima
Besar Jenderal Soedirman. Sebelum berangkat, kami melakukan pengabsenan
terlebih dahulu oleh kelompok yang bertugas bagian absen, lalu kami berangkat
sekitar pukul 08.00 bersama-sama menggunakan banyak sepeda motor dengan
berboncengan dan satu angkot yang telah kami charter untuk pergi ke museum.
Sesampai disana, kami dibagi snack oleh kelompok yang bertugas mengurus bagian
konsumsi. Lalu, kami dibagi menjadi dua kelompok besar untuk bergantian masuk
ke museum dan sisanya menunggu dengan bebas aktifitas asalkan tidak jauh dari
sekitar museum. Dan saya kebagian yang duluan masuk. Di museum itu ada guide yang
menceritakan tentang perjuangan Jenderal Soedirman membela bangsa Indonesia. Jenderal
soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Dukuh Rembang desa Bantarbarang,
kecamatan Rembang Purbalingga, Jawa Tengah. Beliau lahir dari keluarga yang
sangat sederhana, ibu dan bapaknya hanya seorang petani dengan gaji yang tidak
lebih dari cukup. Tetapi, karena beliau punya saudara yang bisa dibilang punya
pangkat sebagai camat di Cilacap, akhirnya beliau diasuh oleh saudaranya itu
dan disekolahkan sampai ke pendidikan militer. Tetapi setelah lulus dari
pendidikan militernya, beliau tidak langsung diangkat menjadi panglima besar,
melainkan menjadi seorang guru di Cilacap. Tidak lama menjadi guru, pada tahun
1944-1945 untuk yang pertama kalinya beliau langsung diangkat menjadi Komandan
Batalyon di Kroya. Tahun 1946 Jenderal Soedirman resmi diangkat menjadi
Panglima Besar dengan pangkat Jenderal. Jenderal Soedirman adalah seorang
jenderal yang mampu memimpin perang dengan sangat baik, karena beliau mempunyai
tekad yang kuat untuk memebela bangsa Indonesia, bahkan dalam keadaan sakit sampai
digotong dalam tandu pun beliau tidak pernah pantang menyerah untuk memimpin
perang gerilya yang pada waktu itu cukup lama dan tidak selesai-selesai. Dan Jenderal
Soedirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang. Di museum itu
terdapat foto-foto sejarah Jenderal Soedirman dari mulai tempat beliau sekolah
sampai perang yang dipimpin oleh beliau. Diatas museum itu juga terdapat patung
Jenderal Soedirman dan Kudanya.
2.
Feeling
Perasaan saya saat
melihat foto-foto sejarah seorang Jenderal Soedirman dan mendengar cerita dari
Guide di Museum itu sangat terharu dan bangga dengan perjuangan yang sangat
luarbiasa pantang menyerahnya.
3.
Evaluation
Pemuda Indonesia sekarang, terutama saya belum ada
apa-apanya dibanding dengan perjuangan Jenderal Soedirman. Padahal Indonesia
sudah merdeka, tidak harus perang seperti zaman dulu, tetapi perjuangan pemuda
Indonesia sekarang yaitu belajar dengan baik tanpa pantang menyerah seperti
contoh seorang Jenderal Soedirman.
4.
Analysis
Saya sebagai generasi penerus bangsa Indonesia,
masih kurang mengahrgai perjuangan Jenderal Soedirman, karena pengabdian
sederhana saja belum bisa sepenuhnya saya terapkan. Misalnya dalam belajar,
saya masih terkadang banyak malasnya. Belajar giat hanya karena akan ada
evaluasi.
5.
Conclusion
Setelah melakukan kunjungan ke Museum Panglima Besar
Jenderal Soedirman dan mengetahui bagaimana cerita perjuangan perangnya, saya
harus lebih giat belajar dengan mencontoh sifat pantang menyerah yang melekat
pada Jenderal Soedirman. Keadaan sakit saja beliau tetap semangat memimpin
perangnya, bagaimana dengan saya yang diberi sehat jasamani dan rohani harus
lebih semangat lagi.
6.
Action Plan
Rencana
yang akan saya lakukan kedeapannya yaitu akan lebih jujur, peduli dan pantang
menyerah dalam mengahadapi segala macam cobaan yang terjadi pada saya. Karena,
sebernarnya sesuatu yang dilakukan oleh saya yang baik atau buruk pun tidak
lain untuk kebaikan saya juga.